30 November 2013

Menulis pelangi .

Bismillahirahmanirahim. Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani


harapan aku .

bukan untuk dikenali . jelas . aku tidak mahu dikenal sesiapa pun . aku ialah aku . yang suka menulis . tidak suka bising di mulut . tidak lincah berkata kata . aku hanya pandai buat jari aku menari di atas kertas putih ini sahaja .

aku tidak mahu kejar status . ketinggian status buat aku rebah . dan lemah . untuk tidak berasa tinggi . aku ingin bekerja sebagai cerucuk keluli di dalam bangunan . megahnya sesebuah bangunan itu , ditegakkan mereka yang bekerja secara rahsia . aku bukan siapa siapa . aku si penulis harapan .

berharap yang suatu hari nanti , aku dapat memasang lensa pemerhatian aku di sana . damai . nyaman . aman . aku butuh itu . aku perlu tenang . jiwa aku perlu tenang . aku ingin sekali yang aku tidak merasa rugi . atas apa yang aku buat .

aku hanya mampu berevaporasi . meyerap air laut . membentuk gumpal gumpal awan . berlalu ditiup angin . membentuk padu mampat jadi kuat . sehinggalah memberat . berlalu . turun titis demi titis . dan kemudian , melebat . mengairi tanah rendah . menjadi takungan tinggi . dengan izinNya menjadi laut .

melihat pelangi .

pelangi akan muncul selepas hujan . tetapi , tidak semestinya mata ini mampu melihat di sini . pastinya , kita mampu melihat pelangiitu di sana .

di syurga sana .

semoga Allah redha .

ya Allah , kuatkanlah aku .

aku tak kuat , ya Allah .

Allah , tolong aku .

1 comment:

Anonymous said...

kabus subuh hari
menunggu sinar mentari
antara samar-samar atau bayangan
jangan dipadam lewat kenangan.

#karipapZamanPurba